Ketika malam semakin panjang dan gelap, semakin banyak pengemudi yang mengalami masalah yang membuat frustrasi dan berpotensi berbahaya: lampu depan yang silau. Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh pemerintah Inggris telah mengkonfirmasi dugaan banyak pengemudi – bahwa lampu depan yang semakin terang menyebabkan gangguan yang signifikan dan berdampak pada keselamatan jalan. Temuan-temuan ini kemungkinan besar akan mengarah pada peraturan baru dan kampanye kesadaran masyarakat yang bertujuan untuk memitigasi masalah ini.
Ruang Lingkup Masalah
Studi Departemen Transportasi (DfT), yang dilakukan oleh Transport Research Laboratory (TRL), mengungkapkan kekhawatiran yang meluas di kalangan pengemudi di Inggris. Yang mengejutkan adalah 97% responden melaporkan bahwa mereka “sering atau kadang-kadang” terganggu oleh kendaraan yang melaju, sementara yang lebih besar lagi 96% merasa bahwa “sebagian besar atau sebagian” lampu depan terlalu terang. Ini hanyalah masalah khayalan – penelitian ini menggunakan instrumen dalam mobil untuk mengukur silau lampu depan secara objektif, sehingga memvalidasi pengalaman pengemudi.
Faktor yang Menyumbang Silau
Penelitian ini menyelidiki alasan di balik peningkatan silau ini dan mengidentifikasi beberapa faktor utama. Bukan hanya kecerahan lampu depannya saja, namun juga interaksi elemen lainnya:
- Posisi Kendaraan: Sudut dan penempatan mobil memengaruhi cara cahaya diarahkan.
- Sudut Permukaan Jalan: Kemiringan jalan dapat memperkuat silau.
- Jenis Mobil: Berbagai model mobil dan teknologi lampu depan berkontribusi secara unik terhadap masalah ini.
- Teknologi Lampu Depan: Sistem lampu depan yang canggih, meskipun dimaksudkan untuk meningkatkan visibilitas, terkadang dapat menimbulkan silau yang lebih intens jika tidak dirancang dan dikalibrasi dengan benar.
Studi ini menemukan bahwa lebih dari 50% pengemudi mengurangi atau menghentikan aktivitas mengemudi di malam hari karena ketidaknyamanan dan potensi risiko keselamatan yang ditimbulkan oleh silau lampu depan.
Respon Pemerintah dan Peraturan di Masa Depan
Menyadari betapa parahnya masalah ini, DfT memasukkan temuan penelitian ini ke dalam Strategi Keselamatan Jalan yang akan datang. Meskipun rincian spesifiknya masih dalam tahap penyelesaian, langkah-langkah potensial yang sedang dipertimbangkan meliputi:
- Kampanye Kesadaran Masyarakat: Mendidik pengemudi tentang dampak silau lampu depan dan kebiasaan mengemudi yang bertanggung jawab.
- Penelitian Lebih Lanjut: DfT berencana untuk melanjutkan studi TRL dengan penelitian berbasis kendaraan yang lebih bertarget untuk menginformasikan peraturan penerangan internasional di masa depan.
- Peraturan Desain Lampu Depan yang Lebih Ketat: Ini mungkin merupakan potensi hasil yang paling signifikan, karena pemerintah kemungkinan akan menerapkan standar yang lebih ketat untuk desain dan teknologi lampu depan.
- Peningkatan Penegakan Retrofit Ilegal: Pihak berwenang sudah menindak bohlam LED dan xenon yang dipasang secara ilegal, yang sering kali tidak dikalibrasi dengan baik dan mengarahkan cahaya langsung ke mata pengemudi. DVSA dapat mengenakan denda hingga £1.000 bagi pelanggar.
“Kami tahu silaunya lampu depan membuat banyak pengemudi frustrasi, terutama saat malam semakin gelap,” kata juru bicara DfT. “Itulah sebabnya kami menugaskan penelitian independen untuk lebih memahami penyebab dan dampak silau, yang akan menjadi masukan bagi langkah-langkah baru dalam Strategi Keselamatan Jalan yang akan datang.”
Menyeimbangkan Keamanan dan Visibilitas
Para ahli mengakui perlunya mencapai keseimbangan antara meningkatkan visibilitas jalan dan meminimalkan silau. Meskipun lampu depan yang lebih terang memang meningkatkan pandangan pengemudi terhadap jalan di depannya, tingkat kecerahan beberapa kendaraan saat ini menimbulkan masalah keselamatan yang signifikan bagi kendaraan lain.
Rod Dennis, Senior Policy Officer di RAC, berkomentar: “Penting untuk diingat bahwa lampu depan yang lebih terang dapat memberi pengemudi pandangan yang lebih baik ke jalan di depan – sehingga ada keseimbangan yang harus dicapai.”
“Penelitian ini memberikan bukti kuat bahwa silau dari penerangan kendaraan merupakan masalah nyata bagi pengemudi di Inggris, dan dapat diukur dalam kondisi berkendara sebenarnya,” tambah Dr. Shaun Helman dari TRL. “Dengan menggabungkan pengukuran ilmiah dan perspektif pengemudi, kami kini memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang kondisi terjadinya silau.”
Hasil penelitian ini menandai langkah penting dalam mengatasi silau lampu depan, membuka jalan bagi pengalaman berkendara malam hari yang lebih aman bagi semua orang.